Senin, 06 Januari 2020

Mengenal Lebih Jauh Tari Saman

Tari Saman merupakan sebuah tarian yang berasal dari Nangroe Aceh Darussalam, tepatnya suku Gayo (Gayo Lues). Pada jaman dahulu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa – peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Tari Saman telah ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.

Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Sebelum saman dimulai yaitu sebagai pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Tarian Saman dipandu oleh seorang pemimpin yang disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, sehingga para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.

Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam.
  1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
  2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
  3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
  4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
  5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.

Tari saman ditarikan dalam posisi duduk. Dimana posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada tari saman juga terbatas pada level, yakni ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi diatas lutut (Gayo – berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai 45o (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60o (langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang).

Tari Saman merupakan sebuah tarian yang berasal dari Nangroe Aceh Darussalam Mengenal Lebih Jauh Tari Saman

Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari saman. Karena dia berfungsi sebagai gerak sekaligus musik. Ada yang disebut cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah. Ada juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu benda ringan seperti garam. Dan tepok yang dilakukan dalam berbagai posisi (horizontal/ bolak-balik/ seperti baling-baling). Gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk) dan kepala berputar seperti baling-baling (girek) juga merupakan ragam gerak saman. Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam gerak tari saman.

Karena tari saman di mainkan tanpa alat musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:
  1. Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat
  2. Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat
  3. Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang.
  4. Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.

Dalam setiap pertunjukan semuanya itu di sinergikan sehingga mengahasilkan suatu gerak tarian yang mengagumkan. Jadi kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja namun gerak yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari kepatuhan para penarinya dalam memainkan perannya masing-masing.

Gerakan Tari Saman yang sangan dinamis membutuhkan kekompakan dan kebersamaan dalam membawakan tarian terebut. Kekompakkan antar penari satu dengan yang lainnya membuat Tari Saman terlihat indah. Dalam tari Saman kita dapat mencontoh beberapa sikap, sikap tersebut antara antara lain sebagai berikut :
  • Kekompakan, dalam menarikan Tari Saman diperlukan kekompakan. Dengan kekompakan antar penari Tari Saman terlihat indah dan menarik. Bayangkan jika salah satu penari melakukan kesalahan gerakan, tentunya tarian akan menjadi kacau. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, sehingga para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna.
  • Kebersamaan, kebersamaan antar penari Tari Saman menggambarkan betapa indah dan serasinya sebuah tarian yang diawakan oleh banyak orang dengan karakter yang berbeda. Demikian pula dengan keberagaman bangsa kita, keberagaman akan terasa indah bila ada kebersamaan.

Keindahan Tari Saman seharusnya dapat terus dinikmati tidak hanya generasi yang ada saat ini, tetapi juga harus bisa dinikmati oleh para penerus atau generasi yang akan datang. Agar Tari Saman tetap lestari harus diupayakan berbagai usahan pelestarian tarian tersbut Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan Tari Saman antara lain sebagai berikut :
  • Mengadakan Lomba Tari Tradisional. Kita bisa mengadakan lomba Tari Tradisional dalam sebuah acara, seperti acara lomba Seni Tari dari tingkat RT sampai tingkat nasional, atau dalam peringatan hari kemerdekaaan 17 Agustus 1945 dan acara-acara hiburan lainnya.
  • Mengadakan Festival Tari Tradisional. Kita bisa mengadakan acara festival yang diikuti oleh para remaja, di antaranya anak – anak SD, SMP,SMA, atau pun mahasiswa/i yang bertemakan “Tari Tradisional”. Dengan diadakannya festival tersebut jadi kita bisa melestarikannya kembali tarian tradisional tersebut dan kita juga bisa paduka tarian tradisioanl dengan tarian modern sehingga tarian tradisioanal makin menarik.
  • Memasukkan Tari Saman Sebagai Muatan lokal baik di tingkat SD, SMP, maupun SMA. Perlunya Tari Saman dimasukkan sebagai muatan lokal, sebagai upaya melestarikan budaya yang ada terutama seni tari.
  • Workshop Tari Tradisional. Memberikan pelatihan untuk mempelajari satu atau dua tari tradisional daerah setempat. Workshop atau pelatihan tari ini tentu saja akan dipandu oleh para seniman/ahli pengajar tari yang kompeten. Singkat kata ini adalah semacam Train the Trainer. Karena setiap yang mengikuti workshop, harus mengajarkan kembali tarian tersebut.
  • Membuat Sanggar Tari. Dengan cara membuat sanggar-sanggar tari tradisional, mengadakan berbagai pertunjukan tradisiona seperi tari, dan memperkenalkan pentingnya tari kepada masyarakat indonesia.